Halaman

Jumat, 15 Maret 2024

PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN

 Oleh: Dr. Sutarto, M.Si., M.M.

Dosen Pascarsajana STAI Nida El-Adabi Bogor

 

A.   Pengertian Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, menganalisis dan menyusun laporan hasil (Saputra, 2013). Secara umum, penelitian merupakan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan permasalahan yang ada (Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016). Penelitian berisikan serangkaian upaya dengan tata cara yang tersusun secara sistematis dan bertujuan untuk memecahkan permasalahan serta melaporkan hasil penelitian.

Penelitian merupakan sebuah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu secara kritis dan teliti serta dalam mencari fakta-fakta dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Keinginan untuk mengetahui sesuatu tersebut secara teliti, muncul karena adanya suatu masalah yang membutuhkan jawaban yang benar. Berbagai alasan yang menjadi sebab munculnya sebuah penelitian. Misalnya, mengapa setiap musim hujan di di Daerah tertentu sering banjir?, mengapa kualitas pelayanan di suatu kantor tertentu masih rendah?, mengapa disiplin pegawai masih rendah?, mengapa kepuasan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah rendah? mengapa motivasi belajar pererta didik rendah? mengapa prestasi pererta didik rendah?. Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation).

Diantara berbagai alasan, mengapa membutuhkan jawaban yang benar dari sejumlah permasalahan tersebut adalah karena (1) permasalahan tersebut dirasakan saat ini, dan (2) dirasakan oleh banyak orang. Oleh karena itu, agar jawaban yang diperoleh tersebut baik, maka diperlukan proses berpikir yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.

Metodologi penelitian merupakan serangkaian tata cara yang digunakan dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana, 2010). Dalam hal ini adalah tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri ilmiah, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara- cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang diguanakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersiafat logis.

Berpikir adalah menyusun kata-kata menjadi saling berhubungan satu sama lain. Berpikir juga berarti menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena lainnya dalam pikiran. Berpikir berarti menempatkan kesadaran kepada suatu objek sampai pikiran bergerak untuk menyadari bagian-bagian lain dari objek yang disadari itu. Seperti seseorang yang sedang berlatih mengemudikan mobil. Setelah memperhatikan tata cara mengemudikan mobil, ia dapat menemukan bahwa terdapat fungsi dari masing-masing alat yang ada dimobil tersebut. Kemudian ia melakukan suatu pencatatan dan dapat menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Adanya bahasa lisan dan tulisan, menandai adanya aktifitas berpikir.

Ada berbagai macam cara seseorang berpikir. Diantaranya adalah berpikir analitik dan berpikir sintetik. Berpikir analitik berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Seperti misalnya, “air” dengan “basah”. Setiap air memiliki sifat basah . Contoh lainnya “api” dengan “panas”, dan “jatuh” dengan “ke bawah”. Setiap api itu panas. Setiap benda atau sesuatu yang jatuh pasti ke bawah. Oleh karena itu menghubungkan objek yang menjadi kemestian bagi objek lainnya disebut dengan berpikir analitik. Sedangkan cara berpikir sintetik, berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang bukan merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Semacam "rambut" dan "basah". Sifat "basah" merupakan kemestian bagi "air" tapi bukan kemestian bagi "rambut". Seseorang yang berkata, "rambutku basah", berarti dia telah berpikir dengan cara sintetik.

Cara berpikir lainnya adalah deduktif dan induktif. Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan- keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat disimpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam kasus korupsi, jumlah yang dikorupsi sebenarnya 100 milyar, sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas 100 milyar, maka derajat validitas hasil penelitian itu rendah. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian seriang sulit dilakukan, oleh karena itu data yang terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.

Data yang valid pasti reliabel dan obyektif. Reliabel berkenaan derajad konsistensi keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut kalau ditanya akan tetap mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang. Data yang relaibel belum tentu valid. Obyektivitas berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Bila banyak orang yang menyetujui bahwa karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka data tersebut adalah data yang obyektif (obyektif lawanya subyektif). Kalau ada beberapa kelompok peneliti memberikan data yang berbeda-beda pada satu obyek penelitian, maka data penelitian tersebut tidak obyektif, sehingga tidak valid.

Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yang valid, menggunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya serta menggunakan metode pengaumpulan dan analisis data yang benar. Untuk mendapatkan data yang reliabel, maka instrumen penelitian harus reliabel. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka perlu digunakan sampel yang besar atau sumber data yang mendekati jumlah populasi. Dalam prakteknya, sebelum pengumpulan data dilakukan maka instrumen penelitian harus diuji terlebih dahulu validitasnya dan reliabilitasnya.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu:

1.  Penemuan

Penemuan berarti data yang diperoleh dalam penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

2.  Pembuktian.

Pembauktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.

3.  Pengembangan.

Pengembangan berarti untuk memperdalam dan memeperluas pengetahuan yang telah ada.

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

Dengan demikian metode penelitian dapat didefinisikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Hakikat metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu (Sugiono, 2006). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu:

1)     Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia;

2)     Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari anak yang hilang saat memanjat gunung, atau ingin mencari mobil yang hilang datang ke para normal, atau ingin menjadi kepala sekolah datang ke dukun dan sejenisnya);

3)     Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Walaupun langkah-langkah penelitian antara metode kuantitatif, kualitatif, dan R & D berbeda, tetapi semuanya sistematis.

Metoda penelitian pada prinsipnya menceritakan cara yang merupakan alat (tool) mencapai tujuan. Cara yang dilakukan dalam penelitian bervariasi dan tidak kaku serta tergantung dari objek formal ilmu pengetahuan tersebut, tujuan serta jenis data yang akan diungkapkan. Penelitian umumnya mengandung dua ciri, yaitu logika dan pengamatan emperis (Babbie, 1986 : 16).

Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang valid, reliabel dan obyektif. Untuk mendapatkan data-data tersebut, maka instrumen penelitiannnya harus valid, dan reliabel, pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar pada sampel yang representative. Pada umumnya jika data tersebut reliable dan objektif, maka data tersebut memiliki kecenderungan data valid. Data yang valid pasti reliable dan objektif. Data yang reliable belum tentu valid, demiakn pula dengan data yang objektif belum tentu juga valid.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat:

1)     Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah data yang sebelumnya belum pernah diketahui/data baru.

2)     Pembuktian berarti data yang diperoleh tersebut digunakan untuk membuktikan dugaan sementara dari penelitian tersebut

3)     Pengembangan berarti memberikan informasi baru dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memperluas ilmu pengetahuan yang ada.

Penelitian ditujukan memecahkan masalah yang dihadapi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan permasalahan umat manusia. Jawaban masalah tersebut menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang pada gilirannya melahirkan metode ilmiah (scientific method). Upaya yang dilakukan dengan menggunakan metoda ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).

Penelitian ilmiah adalah suatu bentuk upaya penyelidikan (investigation) terhadap suatu pernyataan (proposisi) hipotesis yang dijadikan sebagai jawaban sementara suatu masalah. Membedakan dengan bentuk penyelidikan lain, ada beberapa ketentuan pokok yang harus dipenuhi oleh pelakunya, Pertama, penelitian itu harus dilakukan secara sistematis, terkontrol, dan kritis. Kedua, penelitian ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, bersifat menerangkan (explanatory), memprediksi (predictive) dan mengontrol (controlling).

Penelitian ilmiah adalah kegiatan yang bersifat indrawi (empirical) maksudnya, jawaban masalah yang diperoleh melalui kegiatan ini merupakan keyakinan subyektif peneliti namun telah teruji dengan kenyataan-kenyataan objektif di luar dirinya. Dengan kata lain, setiap pernyataan peneliti haruslah selalu didasarkan pada kebenaran yang diperoleh melalui pengujian dan penjelajahan yang bersifat empiris (empirical inquiry and test).

Keyakinan terhadap jawaban suatu masalah memerlukan upaya pengujian di luar dirinya sendiri. Dengan kata lain sesuatu yang dianggap benar secara subyektif dan teoritis perlu diverifikasi seberapa jauh kebenaran yang diduga itu ditemui pada kenyataan objektif (objective reality) di lapangan. Bila proposisi hipotesis teoritis itu didukung oleh data yang ditemukan di lapangan barulah proposisi itu diterima sebagai jawaban masalah secara relatif meyakinkan. Namun bagaimanapun juga temuan tersebut masih tetap terbuka untuk diujikan lagi pada kesempatan lain. Barulah kemudian setelah menempuh ujian berkali-kali, proposisi tersebut dapat dijadikan sebagai teori keilmuan yang baru. Karena itu tidak mustahil temuan suatu penelitian akan ditolak oleh data pada kesempatan lain. Bila terjadi demikian maka kemungkinan tertolaknya temuan yang semula diharapkan akan menjadi unsur baru khasanah pengetahuan tidak dapat dihindarkan.

Berdasakan pendekatan yang digunakan, setidaknya penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif (Saputra, 2013; Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016) Pada masa lalu, metode kualitatif dan metode kuantitatif juga sering digunakan sebagai penciri, penanda, dan pembeda antara antropologi dan sosiologi. Perbedaan yang sangat mencolok dari kedua pendekatan tersebut terletak pada tujuan atau target penelitiannya. Pada penelitian kualitatif, focus penelitian untuk mencapai tujuan melalui uji teori, sedangkan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif arah dan fokus penelitiannya adalah untuk membangun teori dari data atau fakta yang ada (Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016).

Dalam metode penelitian kuantitatif, umumnya masalah yang diteliti memiliki cakupan yang lebih luas serta variasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian kualitatif (Siyoto & Sodik, 2015). Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian dan tidak dipengaruhi oleh keadaan yang ada pada lapangan. Namun demikian, tidak berarti bahwa penelitian kualitatif tidak tersusun secara sistematis dan teratur, hanya saja penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat berubah sesuai dengan keadaan di lapangan.

Dikarenakan spesifikasi penelitian kuantitatif adalah pada strukur yang tegas dan teratur, maka tahapan dari awal hingga akhir penelitian sudah dapat diramalkan. Disisi lain, disebutkan bahwa penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penyajian hasil. Penyajian hasil dalam bentuk gambar, tabel, grafik atau tampilan lain yang representative akan meningkatkan serapan pembaca serta mempermudah penyampaian informasi.

Dalam lingkup yang lebih sempit, penelitian kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari proses pengumpulan data, analisis data dan penampilan data (Siyoto & Sodik, 2015). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data numerik (angka) yang kemudian dianalisis dengan metode statistik yang sesuai. Biasanya, penelitian kuantitatif digunakan dalam penelitian inferensial untuk menguji hipotesis. Hasil uji statistik dapat menyajikan signifikansi hubungan yang dicari. Sehingga, arah hubungan yang diperoleh bergantung pada hipotesis dan hasil uji statistik, bukan logika ilmiah.

Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dikatakan sebagai metode tradisional karena penggunaan yang sudah cukup lama dan menjadi tradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Kaidah-kaidah ini sangat sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam penelitian kuantitatif. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Peneliti dapat mengembangkan suatu ide dasar menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dan bersifat baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. (Siyoto & Sodik, 2015). Data yang digunakan pada penelitian kuantitatif tidak harus berupa data kuantitatif, tetapi dapat juga menggunakan data kualitatif maupun gabungan dari keduanya.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian krusial dalam penelitian kuantitatif. Hal ini memberikan gambaran atau jawaban akan hubungan yang fundamental dari hubungan kuantitatif (Siyoto & Sodik, 2015).

Penelitian dengan pendekatan kuantitatif biasanya dilakukan dengan jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan populasi yang ada. Penghitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus tertentu. Pemilihan rumus yang akan digunakan, kemudian disesuaikan dengan jenis penelitian dan homogenitas populasi (Priyono, 2008).

Penelitian kuantitatif menitikberatkan pada masalah disain, pengukuran serta perencanaan yang dirinci secara jelas sebelum pengumpulan sampel dan analisa data (Sutinah, 2007). Dikarenakan proses penyusunan sebuah penelitian kuantitatif dan besaran sampel yang digunakan dianggap mewakili populasi, maka hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk generalisasi terhadap populasi yang diwakilkan.


Tak jarang pembaca maupun peneliti menilai bahwa penelitian kuantitatif lebih baik dibandingkan penelitian kualitatif. Namun, perlu diingat bahwa kedua jenis penelitian memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penelitian kuantitatif tidak dapat dinilai dengan standar penelitian kualitatif, begitu pula sebaliknya (Priyono, 2008). Ada kalanya suatu topik penelitian akan lebih baik dan bagus apabila dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, begitu pula dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan rancangan penelitian akan sangat dipengaruhi oleh topik yang akan diteliti dan tujuan yang ingin dicapai.

Masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat menutut seorang peneliti mampu meningkatkan kepekaan dan kemauannya untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta teori teori sesuai dengan bidang kajian yang ditekuninya. Istilah metodologi (methodology) dengan metoda (methods) tidak jarang tumpang tindih penggunaannya. Sebenarnya metodologi (methodology) merupakan studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah, yang intinya terdiri dari: masalah, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis (jika ada) dan cara penelitian. Sedangkan metoda (methods) merupakan cara untuk melakukan penelitian, menyangkut dengan bahan, alat, jalan penelitian, variabel penelitian dan analisis hasil.

 

B.   Jenis-Jenis Penelitian

1.  Menurut Tujuan Terdiri dari:

a.     Penelitian murni, yaitu penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya), hasil penelitian yang diperoleh akan berguna untuk pengembangan ilmu administrasi atau manajemen.

b.     Penelitian terapan, yaitu penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat diagunakan untuk memecahkan masalah.

2.    Menurut Metode. Terdiri dari:

a.      Penelitian Survey, adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis, (Kerlinger: 1973).

Penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, (David Kline: 1980)

b.   Ex Post Facto, adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap varibel independen.

c.    Penelitian eksperimen, adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang tekontrol secara ketat.

d.       Penelitian Naturalistik (sering disebut metode kualitatif), adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (lawan ekperimen), dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian menekankan makna dari pada generalisasi.

e.    Penelitian Kebijakan (Policy Research), dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya dimilikim oleh para administrator/ manajer atau pengambil keputusan pada suatu organisasi. Majchrzak (1984) mendefinisikan Policy Research adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau anailsis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaiakn masalah.

f.       Penelitian Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan meode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian dapat melibatkan peneliti dan karyawan untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja dan alat-alat kerja yang digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang dipandang efisien.

g.      Penelitian evaluasi, berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena.

h.    Penelitian Sejarah, berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber data bisa primer, yaitu orang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber- sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian ini menurut Isac (1981) adalah untuk merekontruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi dan sintesa data diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.

3.      Menurut Tingkat Ekplanasinya, adalah tingkat penjelasan, yaitu bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variaberl dengan variabel yang lain.

Terdiri dari:

a.      Penelitian Deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya.

b.      Penelitian Komparatif, adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya sama denga variabel penelitian mandiri, tetapi untuk sampel lebih dari satu sata dalam waktu yang berbeda.

c.   Penelitian hubungan/asosiatif, merupak penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkat yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian diskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelsakan, mermalakan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk hubungan antara variabel ada tiga, yaitu: (1) simetris, adalah suatu bentuk hubungan karena munculnya bersama-sama; (2) kausal, adalah hubungan sebab akibat; dan (3) interaktif/timbal balik, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

4.      Menurut Jenis Data dan Analisis, pada dasarnya penelitian ini adalah ingin mendapatkan data yang valid, reliabel dan obyektif tentang gejala tertentu.

Jenis data dan anailisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal: (1) data kualitatif adalah data berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar; (2) data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka; dan (3) data gabungan keduanya.

Berdasarkan jenis-jenis penelitian seperti tersebut di atas, maka dapat dikemukakan di sini bahwa, yang termasuk dalam metode kuantitatif adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan yang termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Penelitian untuk basic research pada umurnnya menggunakan metode eksperimen dan kualitatif, applied research menggunakan eksperimen dan survey, dan R & D dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen.

 

C.   Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitaif dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik, artistik dan interpretive research, (Sugiyono, 2016).

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa' angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berdasarkan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digenaralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic (utuh), komplek dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti,. maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan (simultan). Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang' mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dim ana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pcnelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode penelitian kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.

Responden dalam metode penelitian kualitatif berkembang terus secara bertujuan sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan.

Alat pengumpul data atau instrument penelitian metode penelitian kualitatif ialah si peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik angket tidak digunakan dalam pengumpulan data.

 

D.   Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalarn, maka harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kuantitatif dengan kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri, (Sugiyono, 2016).

1.   Perbedaan Aksioma

Aksiorna adalah pandangan dasar. Aksiorna penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai, (Sugiyono, 2016).

a.   Sifat Realitas

Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat perbedaan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisrne, realitas dipandang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat rnenentukan hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrurnen untuk mengukurnya.

Dalarn penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigrna interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diarnati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti rnesinnya saja, atau bodynya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil dijalankan.

Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang mancing, penelitian kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, scdangkan dalarn penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia rnancing. Ia mancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada nganggur, atau rnencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interprestasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak di lapangan.


b.   Hubungan Peneliti dengan yang diteliti

Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hapir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. Dalam penelitian kualitatif penelitisebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.


c.    Hubungan antar Varia bel

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihahubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya. Contoh: hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.

d.  Kemungkinan generalisasi

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini coeok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).

Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna, makna adalah data dibalik yang tampak.

Walaupun penelitian kualitatif tidak rnembuat generaliasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut dengan transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.


e. Peranan Nilai


Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif. Quantitative research belive that research should value free. (Stainback: 2003). Sedangkan Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber

data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing.


2.   Proses Penelitian


Perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif juga dapat dilihat dari proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatifbersifat linier dan kualitatifbersifat sirkuler, (Sugiyono, 2016).

a.    Proses Penelitian Kuantitatif

Proses penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai referensi. Sclanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya, (Sugiyono, 2016).

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis). Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode atau strategi atau pendekatan atau desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.

Sedangkan pertimbangan praktis, adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy research (selain metode naturalistik dan sejarah).

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket atau kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuannya, maka sampel yang diambil harus representatif (mewakili).

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka narmpak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran.

Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk menverifikasikan hipotesis yang diajukan

b.  Proses Penelitian Kualitatif

Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang di tempat itu. Ia akan tahu setelah mernasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertuIis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat pertunjukkan wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit itu. Ia akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius, (Sugiyono, 2016).

Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jeIas, tetapi dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap obyek tersebut, seperti halnya orang asing yang masih asing terhadap pertunjukkan wayang kulit. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum. Misalnya dalam pertunjukan wayang pada tahap awal, ia akan melihat penontonnya, panggungnya, gamelannya, penabuhnya (pernain gamelannya), wayangnya, dalangnya, pesindennya (penyanyi) aktivitas penyelenggaranya. Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap informasi yang diperolehnya.

Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap I untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.

Bila dikaitkan dengan melihat contoh pertunjukkan wayang, maka peneliti telah memfokuskan pada masalah tertentu, misalnya masalah wayang dan dalangnya saja.

Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke 3, adalah tahap selection.

Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Ibaratnya pohon, kalau fokus itu baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection peneliti sudah mengurai sampai ranting, daun dan buahnya. Kalau diibaratkan pertunjukkan wayang tadi, kalau fokusnya pada wayangnya, maka peneliti ingin tahu lebih dalam tentang wayang, mulai dari nama wayang dan perannya, bentuk dan ukuran wayang, cara membuat wayang, makna setiap pahatan pada wayang, jenis cat yang digunakan, cara mengecatnya dan sebagainya.

Pada penelitian tahap ke 3 ini, setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.

Hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi- informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Data atau informasi yang diperoleh dapat berbentuk informasi yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti (A B C, X Y Z, $ & @ ). Inforrnasi komparatif adalah gambaran informasi lengkap tcntang perbedaan atau persamaan gejala pada obyek yang diteliti (Al : A2); (Xl : X2); (Sl

: S2), dan informasi asosiatif adalah garnbaran inforrnasi lengkap tentang hubungan antara variabel satu dengan gejala lain (Xl berhubungan interaktif dengan X2 dan Y), (Sugiyono, 2016).

Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Dalam setiap proses pcngumpulan data dilakukan melalui lima tahapan. Setelah peneliti memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosial (yang terdiri atas, tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas), pcneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah berfikir sehingga memukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti sclanjutnya bcrtanya pada orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut (2). Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban yang diberikan itu betul atau tidak (3). Kalau jawaban atas pertanyaan dirasa betul, maka dibuatlah kesimpulan (4).

Pada tahap ke lima, peneliti mencandra (5) kembali terhadap kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.

Metode penelitian kuantitatif berangkat dari tehoretical frame work sesuatu yang bersifat abstrak, difokuskan dengan formal theory, midle range theori, subtantive theory, selanjutnya dirumuskan hipotesis untuk diuji sehingga, menuju ke empirical social reality atau kejadian-kejadian yang konkrit. Selanjutnya gambar yang sebelah kanan adalah proses penelitian kualitatif yang bersifat induktif Metode penelitian kualitatif berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada empirical social reality, sehingga terbangun grounded theory, selanjutnya berkembang menjadi subtantive theory, midle-range theory, formal theory, dan akhimya menjadi tehoretical frame work (also call paradigm or theoritical system), (Sugiyono, 2016).


3.   Karakteristik Penelitian


Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen (1982) adalah seperti berikut

a.   Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument

b.   Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number

c.   Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products

d.  Qualitative research tend to analyze their data inductively

e.  "Meaning" is of essential to the qualitative approach


Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif itu:

a.    Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumrn kunci.

b.    Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

c.   Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

d.  Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

e.    Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri- ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.

Selanjutnya untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang metode kualitatif, maka perlu memahami perbedaan antar kedua metode tersebut. Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan antara kedua metode tersebut.

Perbedaan istilah dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

ASPEK

KUANTITATIF

KUALITATIF

Nilai Kebenaran

Validitas internal

Kredibilitas

Penerapan aplikasi

Validitas    ekternal (generalisasi)

Fittingness       transferability

(mampu               mentransfer kesesuaian)

Konsistensi

Reliabilitas

Auditability,      dependability

(mampu    mengaudit,                 dapat dipercaya)

Netralitas

objektivitas

Confirmability

(dapat dibenarkan)

 

Keterangan:

Kredibilitas    ialah    kesesuaian    antara    konsep    peneliti    dengan   konsep responden.

Transferabilitas: apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat digunakan atau diterapkan pada kasus atau situasi lainya.

Dependabilitas: apabila hasil penelitian kita memberikan hasil yang sama dengan penelitian yang diulangi pihak lain.

 

Ciri-Ciri Metode Kualitatif

1.      Sumber data berada dalam situasi yang wajar, tidak dimanipulasi oleh angket dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok ekperimen.

2.      Laporannya sangat deskriptif.

3.      Mengutamakan proses dan produk

4.      Peneliti sebagai instrument penelitian

5.      Mencari makna, dipandang dari pikiran dan persasaan responden.

6.      Mementingkan data langsung (tangan pertama), oleh sebab itu pengumpulan datanya mengutamakan observasi partisipasi, wawancara dan dokumentas.

7.      Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran data yang diperoleh kepada pihak lain.

8.      Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu secara rinci tidak terkotak-kotak.

9.      Obyek yang diteliti dianggab berkedudukan yang sama dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada respondennya.

10.  Mengutamakan perspektif emic yaitu pendapat responden dari pada pendapat peneliti sendiri (eteic).

11.  Mengadakan verivikasi melalui kasus yang bertentangan

12.  Sampel dipilih secara porposif.

13.  Menggunakan audit trail yaitu memeriksa data mentah, analisis dan kesimpulan kepada pihak lain biasanya pembimbing.

14.  Parisispasi peneliti tidak mengganggu natural seting situasi yang wajar

15.  Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir

16.  Disain penelitian tampil selama proses penelitian.

 

Perbedaan Metode Kuantitafif dengan kualitatif

 

 

Kuantitatif

Kualitatif

Latar          belakang

masalah

Nomotetis

Ideografis

Tujuan

·   Menguji teori

·   Mendapatkan hubungan antara variabel

·   Atomistic Generalisasi

·   Mengembangkan teori

·   Mencari makna

 

·   Wholistic Khusus

Teori                 yang

digunakan

Tetap

sementara

Hipotetesis

Tetap

sementara

Penyususnan teori

Logika deduktif

Logika induktif

Waktu penelitian

Cepat atau terbatas

Lama atau bebas

Sampel

·     Banyak

·     Tetap

·     Umumnya acak

·     Representatif

·     Sedikit

·     Snowball

·     Purposive

·     Tidak representatif

Teknik pengumpulan data

·     Umumnya angket

·     Wawancara berstruktur

·     Observasi partisipasi

·     Tidak berstruktur

Instrumen penelitian

Angket,    wawancara,

dokumentasi, observasi

Peneliti sendiri

Analisis data

·     Statistic

·     Deduktif

·     Setelah data terkumpul

·     Non statistic

·     Induktif

·     Terus menerus

Hubunagan dengan responden

·     Kurang intim

·     Hubungan peneliti- responden

·     Jangka pendek

·     Intim

·     Setara

·     jangka panjang

Usulan Desain

·     Tetap

·     Projektif

·     Langkahnya jelas

·     Emergent

·     Retrospektif

·     Bebas

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar