PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN
Oleh: Dr. Sutarto, M.Si., M.M.
Dosen Pascarsajana STAI Nida El-Adabi Bogor
A.
Pengertian Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, menganalisis dan menyusun
laporan hasil (Saputra,
2013). Secara umum, penelitian merupakan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan permasalahan yang ada (Kurniawan &
Puspitaningtyas, 2016). Penelitian berisikan serangkaian upaya dengan tata cara yang tersusun secara
sistematis dan bertujuan
untuk memecahkan permasalahan serta melaporkan hasil penelitian.
Penelitian merupakan sebuah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui sesuatu secara kritis dan teliti serta dalam mencari
fakta-fakta dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Keinginan
untuk mengetahui sesuatu
tersebut secara teliti,
muncul karena adanya suatu masalah yang membutuhkan jawaban yang benar. Berbagai alasan yang menjadi sebab munculnya sebuah penelitian. Misalnya,
mengapa setiap musim hujan di di Daerah tertentu sering banjir?, mengapa
kualitas pelayanan di suatu
kantor tertentu masih rendah?, mengapa disiplin pegawai masih rendah?, mengapa
kepuasan masyarakat terhadap
kinerja instansi pemerintah rendah? mengapa motivasi
belajar pererta didik rendah? mengapa
prestasi pererta didik rendah?. Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah yang dituangkan
dalam pertanyaan penelitian, masalah
yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan
(a perplexing situation).
Diantara berbagai alasan, mengapa
membutuhkan jawaban yang benar dari sejumlah
permasalahan tersebut adalah karena (1) permasalahan tersebut
dirasakan saat ini, dan (2) dirasakan oleh banyak orang. Oleh karena itu, agar jawaban yang diperoleh
tersebut baik, maka diperlukan proses berpikir
yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
Metodologi penelitian merupakan serangkaian tata cara yang digunakan dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu (Suryana, 2010). Dalam hal ini adalah tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri ilmiah, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara- cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang diguanakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersiafat logis.
Berpikir adalah menyusun kata-kata
menjadi saling berhubungan satu sama
lain. Berpikir juga berarti menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena lainnya dalam pikiran. Berpikir
berarti menempatkan kesadaran kepada
suatu objek sampai pikiran bergerak untuk menyadari bagian-bagian lain dari objek yang disadari itu.
Seperti seseorang yang sedang berlatih mengemudikan mobil. Setelah memperhatikan tata cara mengemudikan mobil, ia dapat menemukan bahwa terdapat fungsi dari
masing-masing alat yang ada dimobil
tersebut. Kemudian ia melakukan suatu pencatatan dan dapat menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Adanya
bahasa lisan dan tulisan, menandai adanya
aktifitas berpikir.
Ada berbagai macam cara seseorang
berpikir. Diantaranya adalah berpikir analitik
dan berpikir sintetik.
Berpikir analitik berarti
menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang merupakan kemestian
bagi objek yang pertama. Seperti
misalnya, “air” dengan “basah”.
Setiap air memiliki sifat basah . Contoh lainnya “api” dengan “panas”,
dan “jatuh” dengan “ke bawah”. Setiap api itu panas. Setiap benda atau sesuatu yang jatuh pasti ke bawah.
Oleh karena itu menghubungkan objek
yang menjadi kemestian bagi objek lainnya disebut dengan berpikir analitik.
Sedangkan cara berpikir
sintetik, berarti menghubungkan satu objek dengan
objek lainnya yang bukan merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Semacam "rambut" dan "basah". Sifat
"basah" merupakan kemestian
bagi "air" tapi bukan kemestian bagi "rambut". Seseorang
yang berkata, "rambutku basah", berarti dia telah
berpikir dengan cara sintetik.
Cara berpikir lainnya adalah deduktif dan induktif. Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan- keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Data yang diperoleh melalui penelitian
adalah data empiris (teramati) yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek dengan data yang dapat disimpulkan oleh peneliti. Misalnya
dalam kasus korupsi,
jumlah yang dikorupsi
sebenarnya 100 milyar,
sementara peneliti melaporkan jauh dibawah atau diatas 100
milyar, maka derajat validitas hasil
penelitian itu rendah. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian seriang
sulit dilakukan, oleh karena itu data yang terkumpul
sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.
Data yang valid pasti reliabel dan
obyektif. Reliabel berkenaan derajad konsistensi
keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama
wawancara, sumber data mengatakan bahwa jumlah karyawan
yang berdemonstrasi sebanyak
1000 orang, maka besok atau lusa pun sumber
data tersebut kalau ditanya akan tetap mengatakan bahwa jumlah karyawan
yang berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang. Data yang relaibel belum tentu valid. Obyektivitas berkenaan dengan
interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang).
Bila banyak orang yang menyetujui bahwa karyawan yang
berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka
data tersebut adalah data yang obyektif (obyektif lawanya subyektif). Kalau ada beberapa kelompok peneliti
memberikan data yang berbeda-beda pada
satu obyek penelitian, maka data penelitian tersebut tidak obyektif, sehingga
tidak valid.
Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yang valid, menggunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya serta menggunakan metode pengaumpulan dan analisis data yang benar. Untuk mendapatkan data yang reliabel, maka instrumen penelitian harus reliabel. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang obyektif, maka perlu digunakan sampel yang besar atau sumber data yang mendekati jumlah populasi. Dalam prakteknya, sebelum pengumpulan data dilakukan maka instrumen penelitian harus diuji terlebih dahulu validitasnya dan reliabilitasnya.
Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu:
1. Penemuan
Penemuan berarti data yang diperoleh
dalam penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui.
2. Pembuktian.
Pembauktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap
informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan.
Pengembangan berarti untuk memperdalam dan memeperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui
penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya.
Secara umum data yang telah
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti
memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan
agar masalah tidak terjadi.
Dengan demikian metode penelitian dapat
didefinisikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Hakikat metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya, dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu (Sugiono, 2006). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu:
1)
Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia;
2)
Empiris berarti cara-cara
yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang
tidak ilmiah misalnya, mencari
anak yang hilang saat memanjat gunung, atau ingin mencari mobil yang hilang datang ke para normal, atau ingin
menjadi kepala sekolah datang ke dukun dan sejenisnya);
3)
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Walaupun langkah-langkah penelitian antara metode kuantitatif,
kualitatif, dan R & D berbeda, tetapi semuanya sistematis.
Metoda penelitian pada prinsipnya
menceritakan cara yang merupakan alat (tool) mencapai
tujuan. Cara yang dilakukan dalam penelitian bervariasi dan tidak kaku serta tergantung dari objek formal ilmu pengetahuan tersebut, tujuan serta jenis data yang akan diungkapkan. Penelitian umumnya mengandung dua ciri,
yaitu logika dan pengamatan emperis (Babbie, 1986 : 16).
Data
yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris
(teramati) yang valid, reliabel dan
obyektif. Untuk mendapatkan data-data tersebut, maka instrumen penelitiannnya harus valid, dan reliabel,
pengumpulan data dilakukan dengan
cara yang benar pada sampel yang representative. Pada umumnya jika data tersebut reliable
dan objektif, maka data tersebut
memiliki kecenderungan data valid. Data yang valid pasti reliable
dan objektif. Data yang
reliable belum tentu valid, demiakn pula dengan data yang objektif belum
tentu juga valid.
Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu bersifat:
1) Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian tersebut
adalah data yang sebelumnya
belum pernah diketahui/data baru.
2) Pembuktian berarti data yang diperoleh
tersebut digunakan untuk
membuktikan dugaan sementara dari penelitian tersebut
3) Pengembangan berarti memberikan informasi baru dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memperluas ilmu pengetahuan yang ada.
Penelitian ditujukan memecahkan masalah
yang dihadapi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan permasalahan umat manusia. Jawaban
masalah tersebut menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang pada gilirannya melahirkan metode ilmiah (scientific
method). Upaya yang dilakukan dengan menggunakan metoda ilmiah disebut
dengan penelitian ilmiah (scientific
research).
Penelitian ilmiah adalah suatu bentuk upaya penyelidikan (investigation) terhadap
suatu pernyataan (proposisi) hipotesis
yang dijadikan sebagai jawaban
sementara suatu masalah. Membedakan dengan bentuk penyelidikan lain, ada beberapa
ketentuan pokok yang harus dipenuhi oleh pelakunya, Pertama, penelitian itu harus dilakukan
secara sistematis, terkontrol, dan kritis. Kedua, penelitian ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, bersifat menerangkan (explanatory), memprediksi (predictive) dan mengontrol (controlling).
Penelitian ilmiah adalah kegiatan
yang bersifat indrawi
(empirical) maksudnya, jawaban masalah yang diperoleh melalui
kegiatan ini merupakan
keyakinan subyektif peneliti
namun telah teruji dengan kenyataan-kenyataan objektif di luar dirinya. Dengan kata lain, setiap pernyataan peneliti haruslah selalu didasarkan pada kebenaran yang diperoleh melalui
pengujian dan penjelajahan yang bersifat empiris
(empirical inquiry and test).
Keyakinan terhadap jawaban suatu masalah memerlukan upaya pengujian di luar dirinya sendiri. Dengan kata lain sesuatu yang dianggap benar secara subyektif dan teoritis perlu diverifikasi seberapa jauh kebenaran yang diduga itu ditemui pada kenyataan objektif (objective reality) di lapangan. Bila proposisi hipotesis teoritis itu didukung oleh data yang ditemukan di lapangan barulah proposisi itu diterima sebagai jawaban masalah secara relatif meyakinkan. Namun bagaimanapun juga temuan tersebut masih tetap terbuka untuk diujikan lagi pada kesempatan lain. Barulah kemudian setelah menempuh ujian berkali-kali, proposisi tersebut dapat dijadikan sebagai teori keilmuan yang baru. Karena itu tidak mustahil temuan suatu penelitian akan ditolak oleh data pada kesempatan lain. Bila terjadi demikian maka kemungkinan tertolaknya temuan yang semula diharapkan akan menjadi unsur baru khasanah pengetahuan tidak dapat dihindarkan.
Berdasakan pendekatan yang digunakan,
setidaknya penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif (Saputra, 2013; Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016)
Pada masa lalu, metode kualitatif dan metode kuantitatif juga sering digunakan
sebagai penciri, penanda,
dan pembeda antara antropologi dan sosiologi. Perbedaan
yang sangat mencolok dari kedua pendekatan tersebut
terletak pada tujuan atau target penelitiannya.
Pada penelitian kualitatif, focus penelitian untuk mencapai tujuan melalui uji teori, sedangkan
pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif arah dan fokus penelitiannya
adalah untuk membangun teori dari data atau fakta yang ada (Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016).
Dalam metode penelitian kuantitatif,
umumnya masalah yang diteliti memiliki cakupan
yang lebih luas serta variasi
yang lebih kompleks
dibandingkan dengan penelitian kualitatif (Siyoto & Sodik, 2015).
Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas
dari awal hingga akhir penelitian dan
tidak dipengaruhi oleh keadaan yang ada pada
lapangan. Namun demikian, tidak berarti bahwa penelitian kualitatif
tidak tersusun secara sistematis dan teratur, hanya saja penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat berubah sesuai
dengan keadaan di lapangan.
Dikarenakan spesifikasi penelitian
kuantitatif adalah pada strukur yang tegas
dan teratur, maka tahapan dari awal hingga akhir penelitian sudah dapat diramalkan. Disisi lain, disebutkan bahwa penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut serta penyajian hasil. Penyajian hasil dalam
bentuk gambar, tabel, grafik atau tampilan lain yang representative akan meningkatkan serapan
pembaca serta mempermudah penyampaian informasi.
Dalam lingkup yang lebih sempit, penelitian kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari proses pengumpulan data, analisis data dan penampilan data (Siyoto & Sodik, 2015). Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data numerik (angka) yang kemudian dianalisis dengan metode statistik yang sesuai. Biasanya, penelitian kuantitatif digunakan dalam penelitian inferensial untuk menguji hipotesis. Hasil uji statistik dapat menyajikan signifikansi hubungan yang dicari. Sehingga, arah hubungan yang diperoleh bergantung pada hipotesis dan hasil uji statistik, bukan logika ilmiah.
Metode kuantitatif sering juga disebut
metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific
dan metode discovery. Metode kuantitatif dikatakan sebagai metode tradisional karena penggunaan yang sudah cukup
lama dan menjadi tradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai
metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis. Kaidah-kaidah ini sangat sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam penelitian kuantitatif. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai
iptek baru. Peneliti dapat mengembangkan suatu ide dasar menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dan
bersifat baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. (Siyoto &
Sodik, 2015). Data yang digunakan pada penelitian
kuantitatif tidak harus berupa data kuantitatif, tetapi dapat juga menggunakan data kualitatif
maupun gabungan dari keduanya.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis,
teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian krusial dalam penelitian
kuantitatif. Hal ini memberikan
gambaran atau jawaban akan hubungan yang fundamental dari hubungan
kuantitatif (Siyoto & Sodik, 2015).
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif
biasanya dilakukan dengan jumlah sampel yang ditentukan berdasarkan populasi yang ada. Penghitungan jumlah sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus
tertentu. Pemilihan rumus yang akan digunakan, kemudian
disesuaikan dengan jenis penelitian dan homogenitas populasi
(Priyono, 2008).
Penelitian kuantitatif menitikberatkan
pada masalah disain, pengukuran serta
perencanaan yang dirinci secara jelas sebelum pengumpulan sampel dan analisa data (Sutinah, 2007).
Dikarenakan proses penyusunan sebuah penelitian kuantitatif dan besaran sampel yang digunakan
dianggap mewakili populasi,
maka hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk generalisasi terhadap populasi yang diwakilkan.
Tak jarang pembaca
maupun peneliti menilai
bahwa penelitian kuantitatif lebih baik dibandingkan penelitian kualitatif. Namun, perlu diingat
bahwa kedua jenis penelitian memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penelitian kuantitatif tidak dapat dinilai
dengan standar penelitian kualitatif, begitu pula sebaliknya (Priyono,
2008). Ada kalanya suatu topik penelitian akan lebih baik dan bagus apabila dilakukan dengan pendekatan kuantitatif,
begitu pula dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan
rancangan penelitian akan sangat dipengaruhi oleh topik yang akan
diteliti dan tujuan yang ingin
dicapai.
Masalah
yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat menutut seorang
peneliti mampu meningkatkan kepekaan dan kemauannya untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan
serta teori teori sesuai dengan bidang kajian yang ditekuninya. Istilah
metodologi (methodology) dengan metoda (methods) tidak jarang tumpang
tindih penggunaannya. Sebenarnya metodologi (methodology) merupakan
studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah, yang intinya
terdiri dari: masalah,
tinjauan pustaka, kerangka
teori (jika ada), hipotesis (jika ada) dan cara penelitian. Sedangkan metoda (methods) merupakan cara untuk melakukan
penelitian, menyangkut dengan bahan,
alat, jalan penelitian, variabel penelitian dan analisis hasil.
B.
Jenis-Jenis Penelitian
1. Menurut
Tujuan Terdiri dari:
a.
Penelitian murni, yaitu penelitian yang dilakukan atau diarahkan sekedar untuk memahami masalah organisasi
secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya), hasil penelitian yang diperoleh akan berguna untuk pengembangan
ilmu administrasi atau manajemen.
b.
Penelitian terapan, yaitu penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat diagunakan untuk memecahkan masalah.
2. Menurut Metode. Terdiri dari:
a.
Penelitian Survey,
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut
sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis, (Kerlinger: 1973).
Penelitian survey umumnya
dilakukan untuk mengambil
suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam,
(David Kline: 1980)
b.
Ex
Post Facto, adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen yaitu jika x maka y, hanya saja dalam
penelitian ini tidak ada manipulasi
langsung terhadap varibel independen.
c.
Penelitian eksperimen, adalah penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang tekontrol
secara ketat.
d.
Penelitian Naturalistik (sering disebut metode kualitatif), adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (lawan ekperimen), dimana peneliti
adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian menekankan
makna dari pada generalisasi.
e.
Penelitian Kebijakan
(Policy Research), dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada umumnya
dimilikim oleh para administrator/ manajer
atau pengambil keputusan
pada suatu organisasi. Majchrzak (1984)
mendefinisikan Policy Research adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau anailsis
terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar
sehingga temuannya dapat direkomendasikan
kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara praktis dalam
menyelesaiakn masalah.
f. Penelitian Tindakan (Action Research), merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan meode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian dapat melibatkan peneliti dan karyawan untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja dan alat-alat kerja yang digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang dipandang efisien.
g.
Penelitian evaluasi,
berarti akan berfungsi
untuk menjelaskan fenomena.
h.
Penelitian Sejarah, berkenaan dengan analisis yang logis terhadap
kejadian-kejadian yang
berlangsung di masa lalu. Sumber data bisa primer,
yaitu orang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber- sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian ini menurut Isac (1981) adalah untuk merekontruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif,
melalui pengumpulan, evaluasi,
verifikasi dan sintesa data diperoleh, sehingga dapat ditetapkan
fakta-fakta untuk membuat suatu
kesimpulan.
3.
Menurut Tingkat Ekplanasinya, adalah tingkat penjelasan, yaitu bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variaberl dengan variabel yang lain.
Terdiri dari:
a.
Penelitian Deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara
variabel satu dengan variabel lainnya.
b.
Penelitian Komparatif, adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya sama denga
variabel penelitian mandiri, tetapi untuk sampel lebih dari satu sata dalam
waktu yang berbeda.
c. Penelitian hubungan/asosiatif, merupak penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkat yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian diskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelsakan, mermalakan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk hubungan antara variabel ada tiga, yaitu: (1) simetris, adalah suatu bentuk hubungan karena munculnya bersama-sama; (2) kausal, adalah hubungan sebab akibat; dan (3) interaktif/timbal balik, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
4.
Menurut Jenis Data dan Analisis, pada dasarnya penelitian ini adalah ingin mendapatkan data yang valid,
reliabel dan obyektif tentang gejala tertentu.
Jenis
data dan anailisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal: (1) data kualitatif
adalah data berbentuk kata, kalimat, skema
dan gambar; (2) data kuantitatif, adalah data yang berbentuk angka; dan (3) data gabungan keduanya.
Berdasarkan jenis-jenis penelitian
seperti tersebut di atas, maka dapat dikemukakan di sini bahwa, yang termasuk dalam metode kuantitatif adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan
yang termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Penelitian untuk basic research pada
umurnnya menggunakan metode eksperimen dan
kualitatif, applied research menggunakan
eksperimen dan survey, dan R & D dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen.
C. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang tradisional dan metode baru;
metode positivistik dan metode postpositivistik;
metode scientific dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitaif dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan
metode tradisional, positivistik, scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif
sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik, artistik dan
interpretive research, (Sugiyono, 2016).
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa' angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai
metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berdasarkan
pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),
dan disebut sebagai
metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap
data yang ditemukan
di lapangan.
Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit,
teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumya dilakukan
pada populasi atau sampel
tertentu yang representatif. Proses
penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
rumusan masalah digunakan
konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen
penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik
deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara
random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digenaralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi
budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic (utuh), komplek , dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti,. maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan (simultan). Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang' mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dim ana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pcnelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi
yang wajar dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode penelitian kualitatif berusaha memahami dan
menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Responden dalam metode penelitian kualitatif berkembang terus secara bertujuan sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan.
Alat pengumpul data atau instrument penelitian metode penelitian kualitatif ialah si peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data
yang sering digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik angket tidak
digunakan dalam pengumpulan data.
D. Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Untuk memahami
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalarn, maka harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kuantitatif dengan kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan
karakteristik penelitian itu sendiri, (Sugiyono, 2016).
1. Perbedaan Aksioma
Aksiorna adalah
pandangan dasar. Aksiorna
penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti
dengan
yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai, (Sugiyono,
2016).
a. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat perbedaan
antara metode kuantitatif dan kualitatif. Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisrne, realitas dipandang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati
dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan
perilaku, tidak berubah, dapat
diukur dan diverivikasi. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat rnenentukan hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrurnen untuk mengukurnya.
Dalarn penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigrna interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diarnati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti rnesinnya saja, atau bodynya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil dijalankan.
Realitas dalam penelitian
kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang mancing, penelitian kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, scdangkan dalarn penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia rnancing. Ia mancing mungkin untuk menghilangkan stress,
daripada nganggur, atau rnencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interprestasi
dari pemahaman
terhadap semua data yang tampak di lapangan.
b.
Hubungan Peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hapir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. Dalam penelitian kualitatif penelitisebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
c. Hubungan antar Varia bel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek
yang diteliti
lebih
bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa
besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab)
dan
nilai penjualan sebagai
variabel dependen (akibat).
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya. Contoh: hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.
d. Kemungkinan generalisasi
Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini coeok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang
diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan
data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna, makna adalah data dibalik yang tampak.
Walaupun penelitian kualitatif tidak rnembuat generaliasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut
dengan transferability dalam
bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian
kualitatif dapat
ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.
e. Peranan Nilai
Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif. Quantitative research belive that research should value free. (Stainback: 2003). Sedangkan Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber
data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing.
2.
Proses Penelitian
Perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif juga dapat dilihat dari proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatifbersifat linier dan kualitatifbersifat sirkuler, (Sugiyono, 2016).
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Proses penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan
penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi
sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan
dan sebagainya. Penelitian kuantitatif
bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh
dari belakang meja, oleh karena itu
harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta
empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka
peneliti harus menguasai teori melalui
membaca berbagai referensi. Sclanjutnya supaya masalah dapat dijawab
maka dengan baik masalah tersebut
dirumuskan secara spesifik,
dan pada umumnya
dibuat dalam bentuk kalimat
tanya, (Sugiyono, 2016).
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi
teoritis yang relevan dengan masalah dan
berfikir. Selain
itu penemuan
penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai
bahan untuk memberikan
jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis). Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi
belum ada
pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode atau strategi atau pendekatan atau desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki.
Sedangkan pertimbangan praktis, adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Dalam penelitian
kuantitatif
metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy research (selain metode naturalistik dan sejarah).
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket atau kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus
terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan
pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuannya, maka sampel yang diambil harus representatif (mewakili).
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah
dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik
tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang
diajukan ditolak atau diterima atau
apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap
rumusan masalah. Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka narmpak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat
kesimpulan dan saran.
Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk menverifikasikan hipotesis yang diajukan
b. Proses Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang di tempat itu. Ia akan tahu setelah mernasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertuIis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat pertunjukkan wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit itu. Ia akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius, (Sugiyono, 2016).
Berdasarkan ilustrasi tersebut di
atas, dapat
dikemukakan
bahwa walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jeIas, tetapi dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu
masih merasa asing terhadap obyek tersebut, seperti halnya orang asing yang masih asing terhadap pertunjukkan wayang kulit. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat
itu, yang masih bersifat
umum. Misalnya dalam pertunjukan wayang pada tahap awal, ia akan melihat penontonnya, panggungnya, gamelannya, penabuhnya (pernain gamelannya), wayangnya, dalangnya, pesindennya (penyanyi) aktivitas penyelenggaranya. Pada tahap ini disebut tahap orientasi
atau deskripsi, dengan grand tour question. Pada tahap
ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap
informasi yang diperolehnya.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini peneliti
mereduksi segala informasi yang telah
diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi
ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap
I untuk memfokuskan pada masalah
tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data
dengan cara memilih mana
data yang menarik, penting, berguna, dan
baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori
yang
ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Bila
dikaitkan dengan melihat contoh pertunjukkan wayang, maka peneliti telah
memfokuskan pada masalah tertentu, misalnya masalah wayang dan dalangnya
saja.
Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke 3, adalah tahap selection.
Pada tahap ini peneliti menguraikan
fokus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci. Ibaratnya pohon, kalau
fokus itu baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection peneliti
sudah mengurai
sampai ranting, daun dan buahnya. Kalau
diibaratkan pertunjukkan wayang tadi, kalau fokusnya
pada wayangnya, maka
peneliti ingin tahu lebih dalam tentang wayang, mulai dari nama wayang dan perannya, bentuk dan ukuran wayang, cara membuat
wayang, makna setiap pahatan pada wayang, jenis cat yang digunakan, cara mengecatnya dan sebagainya.
Pada penelitian tahap ke 3 ini, setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap
data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat
menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang diperoleh menjadi
sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau informasi
yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi- informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru
yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Data atau informasi yang diperoleh dapat berbentuk informasi yang bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang
keadaan obyek yang diteliti (A B C, X Y Z,
$ & @ ).
Inforrnasi komparatif adalah gambaran informasi lengkap tcntang perbedaan atau persamaan gejala pada obyek yang diteliti
(Al : A2); (Xl :
X2); (Sl
: S2), dan informasi asosiatif adalah garnbaran inforrnasi lengkap tentang
hubungan antara variabel satu dengan gejala lain (Xl berhubungan interaktif dengan X2 dan Y), (Sugiyono, 2016).
Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber. Dalam setiap proses pcngumpulan data dilakukan melalui lima tahapan. Setelah peneliti memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosial (yang terdiri atas, tempat, aktor/pelaku/orang-orang, dan aktivitas), pcneliti berfikir apa yang akan ditanyakan (1). Setelah berfikir sehingga memukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti sclanjutnya bcrtanya pada orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut (2). Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban yang diberikan itu betul atau tidak (3). Kalau jawaban atas pertanyaan dirasa betul, maka dibuatlah kesimpulan (4).
Pada tahap ke lima, peneliti
mencandra (5) kembali
terhadap kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat
itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan
lagi, mengulangi pertanyaan
dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi
tujuan sama. Kalau kesimpulan telah
diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.
Metode penelitian kuantitatif berangkat dari tehoretical frame work sesuatu yang bersifat
abstrak, difokuskan dengan formal theory, midle range theori, subtantive theory, selanjutnya dirumuskan hipotesis untuk diuji sehingga,
menuju ke empirical social reality atau kejadian-kejadian yang konkrit.
Selanjutnya gambar yang
sebelah kanan adalah proses penelitian kualitatif yang bersifat
induktif Metode penelitian kualitatif berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada empirical
social reality, sehingga
terbangun grounded theory, selanjutnya
berkembang menjadi subtantive theory, midle-range theory, formal theory, dan
akhimya menjadi
tehoretical frame work (also call
paradigm or theoritical system),
(Sugiyono, 2016).
3.
Karakteristik Penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen (1982) adalah seperti berikut
a.
Qualitative research has the natural setting as the direct source of data
and researcher is the key instrument
b. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number
c. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products
d. Qualitative research tend to analyze their data inductively
e. "Meaning" is of essential to the qualitative approach
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di
sini bahwa penelitian kualitatif itu:
a.
Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumrn kunci.
b.
Penelitian kualitatif
lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka.
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
e.
Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik
yang teramati).
Erickson dalam
Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri- ciri
penelitian kualitatif adalah dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan,
mencatat secara hati-hati
apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap
berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan
penelitian secara mendetail.
Selanjutnya
untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang metode kualitatif, maka perlu memahami
perbedaan antar kedua metode
tersebut. Perbedaan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat
dengan cara membandingkan antara kedua metode tersebut.
Perbedaan istilah dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
ASPEK |
KUANTITATIF |
KUALITATIF |
Nilai Kebenaran |
Validitas
internal |
Kredibilitas |
Penerapan
aplikasi |
Validitas ekternal (generalisasi) |
Fittingness transferability (mampu mentransfer kesesuaian) |
Konsistensi |
Reliabilitas |
Auditability, dependability (mampu mengaudit, dapat dipercaya) |
Netralitas |
objektivitas |
Confirmability (dapat dibenarkan) |
Keterangan:
Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep peneliti dengan konsep responden.
Transferabilitas: apabila hasil penelitian kualitatif itu dapat digunakan
atau diterapkan pada kasus
atau situasi lainya.
Dependabilitas: apabila hasil penelitian kita memberikan hasil yang sama
dengan penelitian yang diulangi
pihak lain.
Ciri-Ciri Metode
Kualitatif
1. Sumber data berada dalam situasi yang wajar, tidak
dimanipulasi oleh angket
dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok
ekperimen.
2. Laporannya sangat
deskriptif.
3. Mengutamakan proses
dan produk
4. Peneliti sebagai
instrument penelitian
5. Mencari makna,
dipandang dari pikiran dan persasaan responden.
6. Mementingkan data langsung (tangan
pertama), oleh sebab itu pengumpulan datanya mengutamakan observasi
partisipasi, wawancara dan dokumentas.
7. Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran
data yang diperoleh
kepada pihak lain.
8. Menonjolkan rincian
yang kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu
secara rinci tidak terkotak-kotak.
9. Obyek yang diteliti
dianggab berkedudukan yang sama dengan peneliti, peneliti bahkan
belajar kepada respondennya.
10. Mengutamakan perspektif emic yaitu
pendapat responden dari pada pendapat
peneliti sendiri (eteic).
11. Mengadakan verivikasi melalui kasus yang bertentangan
12. Sampel dipilih
secara porposif.
13. Menggunakan audit trail yaitu memeriksa data mentah, analisis
dan kesimpulan kepada
pihak lain biasanya
pembimbing.
14. Parisispasi peneliti
tidak mengganggu natural
seting situasi yang wajar
15. Analisis data dilakukan sejak awal sampai penelitian berakhir
16. Disain penelitian tampil selama proses
penelitian.
Perbedaan Metode
Kuantitafif dengan kualitatif
|
Kuantitatif |
Kualitatif |
Latar belakang masalah |
Nomotetis |
Ideografis |
Tujuan |
·
Menguji teori · Mendapatkan hubungan antara variabel ·
Atomistic Generalisasi |
·
Mengembangkan teori ·
Mencari makna
·
Wholistic Khusus |
Teori yang digunakan |
Tetap |
sementara |
Hipotetesis |
Tetap |
sementara |
Penyususnan teori |
Logika deduktif |
Logika induktif |
Waktu penelitian |
Cepat atau terbatas |
Lama atau bebas |
Sampel |
·
Banyak ·
Tetap ·
Umumnya acak ·
Representatif |
·
Sedikit ·
Snowball ·
Purposive ·
Tidak representatif |
Teknik pengumpulan data |
·
Umumnya angket ·
Wawancara berstruktur |
·
Observasi partisipasi ·
Tidak berstruktur |
Instrumen penelitian |
Angket, wawancara, dokumentasi, observasi |
Peneliti
sendiri |
Analisis
data |
·
Statistic ·
Deduktif ·
Setelah data terkumpul |
·
Non statistic ·
Induktif ·
Terus menerus |
Hubunagan dengan responden |
·
Kurang intim ·
Hubungan peneliti- responden ·
Jangka pendek |
·
Intim ·
Setara ·
jangka panjang |
Usulan Desain |
·
Tetap ·
Projektif ·
Langkahnya jelas |
·
Emergent ·
Retrospektif ·
Bebas |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar